Berbicara mengenai media sosial sudah saya kenal sejak tahun 2007 silam. Media sosial yang saya gunakan Friendster yang kalau halamannya banyak bling-bling, foto-foto kita pokoknya semenarik mungkin menata isi halaman friendster. Zaman itu saya duduk di kelas 2 SMP dan menggunakan internet lewat kabel telfon rumah HEHEHHEE. Tahun 2008an saya punya account Facebook wuiihhhhh paling keren apalagi pertemanan sampai 1000+ bisa dianggap populer deh. Kemudian tahun 2009 saya menggunakan media sosial yang saat itu booming yakni Twitter "Sang Burung Putih Kecil" dan saya download aplikasi erebut lewat handphone tercanggih tahun itu "ONYX BLACKBERRY" kerenn yaa. Saya mengikuti zaman terus menerus apalagi media sosial yang hanya tujuannya mengeratkan tali silaturahmi dengan teman, keluarga. Sampai sekarang saya terus memiliki account Media Sosial terbaru baik LINE, Instagram, Flickr, Blogger, Secret, Path, BBM, Hangoout,dll bayak sekali sekarang aplikasi sosial yang ditawarkan para dewa teknologi.
Adapun saya merasa termasuk dalam 2 point dalam kriteria pengguna media sosial, yakni :
1. JOINERS membuat akun di media sosial sebatas menjaga hubungan dengan teman, kenalan, dan keluarga. Mereka memiliki akun fb/twitter, namun jarang sekali meng-update status maupun berbalas komentar namun mereka suka “berjalan-jalan” berbagai situs jejaring sosial.
2. SPECTATORS adalah konsumen yang aktif mengakses informasi di dunia maya. Mereka (hanya) suka membaca blog, mendengarkan podcast, menonton video online yang di-upload konsumen lain, membaca di forum online, memantau tweet/membaca komentar orang lain, membaca review (film/lainnya) yang dibuat konsumen lain. Mereka adalah penikmat informasi.
(https://imultidimensi.wordpress.com/2012/03/06/social-technographics-profile-memahami-konsumen-di-media-sosial/)
Inilah type pengguna media sosial yang saya rasa termasuk didalamnya. Karena saya bukan medosholic yang harus update, tag foto sana-sini, blaa blaa. Setidaknya saya tidak ketinggalan informasi baik aplikasi sosial maupun informasi berita baik dunia keluarga, pertemanan maupun lingkungan sekitar saya ( negara ). Sehingga saya tetap menjaga perhatian walaupun tidak bertemu sapa. Banyak hal yang dapat kita temukan di permainan jiwa media sosial ini, hati pikiran memang dapat di bodohi oleh informasi yang disebar luaskan. Sekarang ini informasi yang disebarkan melalui media sosial 98% masyarakat penggunanya "percaya" akan berita tersebut. 5% sisanya "ragu" dan tetap meyakini setidaknya akan informasi tersebut. Karena komunikasi kita terhadap sekeliling sudah sangat dipermudah. Tak perlu menanyakan nomor handphone cukup dengan menyebutkan id account dan aplikasi media sosial apa yang digunakan terus OK. Itulah hebatnya media sosial ada dapak positif dan negatifnya pintar-pintar kita sebagai penggunanya untuk tetap menjaga moral sopan santun. see ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar